Puisi Lama
Kemarin hari, hujan turun dengan begitu derasnya. Menghadirkan dingin masuk menyerang, juga hangat menyelusup tenang.
Kemarin hari, jemariku tak ada habisnya menuliskan beberapa bait, tentang teduh yang saat ini tengah membuatku tak karuan.
Hingga hariku pun dikuasai rindu dengan kepolosannya, mengunjungi tak tau malu, menemui dengan semu.
Mainkan lagi lagu itu! Yang sering kau bawakan, lalu mengutarakannya pada angin malam. Atau sekadar mememorikannya dengan puisi di tipografi andalanmu.
Oh iya, kopi yang tengah kau seduh saat ini, semoga bisa membuatmu sembuh dari kopi lalu yang membuatmu jatuh. Bukan apa-apa, aku hanya tak ingin kehilangan senyumku saat melihatmu begitu sendu.
Kan ku rayu malam untuk segera menyelimuti lelapnya tidurmu. Dan, terimakasih untuk malam ini. Telah menjadi pengisi atas kekosongan puisi-puisiku.
Cisarua, 15 Januari 2021
Ditulis waktu masih amatiran bikin puisi, dan lewat 'tulisannya' aku jadi belajar nulis puisi lebih versi diriku sendiri. Juga lewat 'tulisannya' aku jatuh berkali-kali.
Komentar
Posting Komentar