8,5
gis, maaf jika hari ini aku berdusta pada apa yang kutulis tempo lalu. maaf jika hari ini aku ternyata ingin menuliskan kamu lagi. ternyata masih mengganjal tentang keasingan ini, gis. mungkin sekarang aku tidak mengusahakan seperti sebelumnya. tapi perasaan 'disayangkan' itu, menghampirku lagi. padahal aku sendiri yang bilang, bahwa yang sudah terjadi jangan disesali, yang harus terjadi pasti terjadi. tapi kenapa kadangkala keinginan itu meraung saat pertahananku lengah?
bukan aku tidak ingin mewajarkan perasaan ini, tapi aku tidak ingin mendapat lelah itu lagi, gis. lelah karena hanya aku yang memeriahkan rasa ini. karena aku tau sebelumnya; kenapa saat aku maju, kamu semakin memperlihatkan kepahitan? apakah aku tidak berhak untuk merasakan sedikit kesempatan?
aku menantimu pulang ke sini gis, ke tempat di mana kita pernah punya tujuan yang sama. ke tempat aku melihatmu paling sungguh memperjuangkan tujuan itu. di sini sudah ramai, tapi tetap saja tak kutemukan apa yang kucari.
gis; aku ingin sekali bisa bercerita, aku ingin sekali bisa bertanya. aku ingin bertanya tentang keluh kesahmu di sana, aku juga ingin bercerita tentang tempat ini saat kamu tidak ada. sesederhana itu padahal gis, kenapa kamu tidak bisa melihatnya?
ya, aku memang payah. hanya bisa berteriak di sini. tidak cukup berani untuk ..
gis tapi aku sudah pernah ingin menyuarakannya dengan langsung, tapi kamu tidak mempedulikannya bukan?
gis tapi aku sudah pernah ingin menyuarakannya dengan langsung, tapi kamu tidak mempedulikannya bukan?
dalam nyata, kamu akan mendapatkan aku seolah tidak pernah menuliskan ini. dalam nyata aku akan memperlihatkan seolah aku tidak merasakan apa-apa yang ada di sini. karena dalam nyata aku penuh kekhawatiran,penuh kerealistisan yang harus ku pikir-pikir lagi. siapalah aku. dan karena di sini begitu hening, ini adalah ruang kuasaku, di sini aku punya kesempatan, meneriakkan apapun.
...
gis, kalo kamu baca ini, rate-nya berapa?
Komentar
Posting Komentar